14 Desember 2023 | Nafi'atul Ummah
Sederet Puisi terbaru Mahakarya Mahasiswa IAI TABAH Lamongan Prodi KPI(Komunikasi Penyiaran Islam) yang biasa disebut mbak Nafi', Mahasiswa satu ini berkecimpung sebagai aktifis dibidang organisasi maupun seni.
Karna baginya Seni berpuisi adalah salah satu hobbynya yg turun dari ibunya yang perlu di teruskan dan sudah pernah menjuarai perlombaan puisi dibeberapa event.
Berikut sederet puisi karyanya di Bulan Desember:
1.Kembalinya Dia
Karya: Nafi'atul ummah
Hembusan angin laut
Terasa menenangkan
Diiringi dengan hadirnya
Dia dihidupku
Dia...
Dia sosok yang selalu
Kutunggu kembalinya
Yang pernah pergi
Terseret ombak laut
Yang tak tentu
Arah ingin pulang
Ombak keruh
Pernah buatnya tersesat
Ombak biru jernih menggiringnya pulang
Ke rumahku
Yang telah lama sunyi
Sunyi...
Yang yak bisa
Kuruntuhkan
Runtuhnya hati
Yang tak bisa terbendung
Terang...
Mulai terang dengan kembalinya
Dia ke jalan
Rumahku...
2.Bayangan menghantui
Karya: Nafi'atul ummah
Fikiran melayang - layang
Diri terdiam sepi
Dalam sebuah bayang-bayang
Dimalam dingin
Diterpa hujan deras
Ingin sekali ku percaya
Namun bayang-bayang
Selalu berputar dikepala
Rasa ingin buat
Dia tak tersiksa
Namun bayangan itu
Membuat ku tak terkontrol
Membuat ku semakin sesak
Aku tau kesalahannya
Aku tau pengorbanannya
Aku tau aku paling
Egois dikisah ini
Namun aku adalah
Sosok yang amat takut
Kehilangan sosoknya lagi
Untuk kesekian kalinya
3.Sang Senja
karya Nafi'atul ummah
Wahai Sang senja
Sungguh elok cantikmu
Di setiap sore
Namun kau hadir
Hanya sementara
Memancarkan keindahan mu
Mengalahkan sang matahari
Senja
Kau hanya datang membawa
Tipu keindahan
Lalu pergi seenak jidat
Sang matahari, bintang, bulan
Iri padamu karna keindahan
Dan kecantikkanmu
Hhh dasar senja sang penipu
Lenyap saja kau senja
Banyak pasang mata
Yang terpikat
Namun kau tinggal
Begitu saja
Aish dasar senja
Tak tau diri
Biadab kau
Enyah saja dari bumi
4.Penyesalan
Karya : Nafi'atul ummah
Ketika tiga dan empat
Tak berdamping lagi
Satu dan dua terasa
Tak lagi penting
Tiga segitiga yang tak lagi
Memiliki sudut
Kok Bisa?
Yahh bisa bagi ku
Karena tak ada lagi ruang untukku
Sudah ada yang membengkokkannya
Setiap sudutnya hingga berbentuk hati
Dan tidak
Itu bukan aku yang membengkokkan
Orang lain yah orang lain
Yang telah mengisi sudut hatinya
Hingga ruang untukku masuk
Ditutup olehnya
Yah memang aku menyesal
Karena apa?
Aku yang terlambat datang
Aku terlalu pecundang
Yah aku pencundang
Yang menyesali keterlambatanku
Bahagia yah
Biar si pecundang
Ini saja yang pergi
5.Ratapan
Karya : Nafi'atul ummah
Disini aku sendiri...
Meratapi kehidupanku
Yang kelam
Memandang ombak Laut
Yang begitu tenang
Mencurahkan segala sesak
Di dada yang terdalam
Aish Aku lelah!
Yah memang aku lelah
Langkahku selalu berat
Apalagi bahuku teramat berat
Tanpa satupun orang tau
Yah menyedihkan
Namun tempat
Aku kembali hanya lautan
Karena apa?
Tidak manusia saja
Karna manusia susah
Untuk ku percaya
Sering ku di kecewakan
Mereka habis-habissan
Jangan dekat...
Jangan jangan
Dekat denganku
Aku terlalu menyedihkan
Ratapan ini...
Biar saja selamanya
Ku curahkan
Dengan sang lautan